Selasa, 30 Oktober 2012

Makalah Bioper

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
SEKSUALITAS IKAN DAN TINGKAT  KEMATANGAN GONAD  



OLEH :

EDWARD NABABAN
1104114722
BUDIDAYA PERAIRAN










                            LABORATORIUM  BIOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2012





 
KATA PENGANTAR

            Laporan praktikum ini disusun penulis sebagai bukti bahwa penulis telah mengikuti praktikum yang berjudul Seksualitas ikan dan Tingkat Kematangan Gonad  di Laboratorium Biologi Perairan Universitas Riau.
            Didalam penyusunan laporan ini penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrah-Nya laporan ini dapat diselesaikan tepatpada waktu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada assisten dosen yang juga ikut membangun memberikan arahan hingga selesainya laporan ini.
            Tak jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan dan motivasi kedepannya. Sekianlah dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.




Pekanbaru , 2 Oktober  2012


EDWARD NABABAN



DAFTAR ISI

Isi                                                                                                                Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................                
DAFTAR TABEL....................................................................................
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................                

I.        PENDAHULUAN

           1.1. Latar Belakang..........................................................................               

          1.2. Tujuan dan Manfaat .................................................................               
II.      TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................                
III.     BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat…………………………………………....               
3.2. Bahan dan Alat ........................................................................               
3.3. Metode Praktikum.....................................................................               
3.4. Prosedur Praktikum………………...........................................                      
IV.     HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil...........................................................................................               
4.2 Pembahasan................................................................................             
          4.2.1 Pengamatan Ciri Seksual Sekunder ........................................            
          4.2.2 Pengamatan Ciri Seksual Primer ............................................             
V.      KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan................................................................................             
5.2. Saran..........................................................................................             
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................                
LAMPIRAN.............................................................................................                


















DAFTAR TABEL



Tabel                                                                                                           Halaman                                                                                                                                                                                                                                           Halaman
1.                  Pengukuran Morfometrik Ikan  .......................................................              
2.                  Ciri Seksual Sekunder Ikan  ............................................................            



















DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                      Halaman
1. Morfologi Ikan Paweh (Osteochillus hasselti).........................................               



















DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                                   Halaman
1.   Alat-alat yang digunakan dalam praktikum.................................... .................... 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

I. PENDAHULUAN


1.1.    Latar Belakang
                 Ikan merupakan salah satu organisme yang hidup di air, dimana setiap individu mempunyai ciri yang berbeda satu sama lain terutama dalam menentukan jenis kelamin setiap individu. Untuk mengetahui ciri yang menentukan jenis kelamin ikan diperlukan pengamatan terhadap organ reproduksinya.
      Pengetahuan mengenai seksualitas ikan merupakan suatu kegiatan yang menarik untuk dipelajari dan dikembangkan terutama bagi orang-orang yang berkecimpung di bidang biologi perikanan. Setelah bidang biologi pada khususnya mengenai tentang seksualitas pada berbagai jenis ikan sungguhlah banyak keuntungannya terutama dalam bidang budidaya perikanan.
             Pengenalan mengenai seksualitas dalam budidaya erat kaitannya karena, hal ini akan mengetahui bagaimana memperoleh bibit atau induk-induk yang unggul. Aplikasi dari mengetahui seksualitas pada ikan ialah bagaimana kita menemukan induk-induk unggul yang menghasilkan bibit-bibit anak ikan yang unggul pula baik untuk budidaya maupun dalam koleksi populasi ikan jenis tersebut dalam suatu ekologi ekosistem.
                 (Manda, 2012) mengatakan penentuan ciri seksual yang diamati pada setiap individu ikan terdiri dari ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Penampakan ciri seksual sekunder pada individu ikan ada yang bersifat permanen dan ada juga yang bersifat sementara.
                 Untuk membedakan suatu individu ikan baik ikan jantan maupun ikan betina kita dapat memperhatikan ciri- ciri seksual yang dimilikinya yaitu ciri seksual primer atau sekunder. Pengamatan terhadap ciri seksual primer dapat dilakukan dengan cara membedah tubuh ikan dibagian perut dan kemudian memperhatikan gonad yang dimilikinya, gonad tersebut adalah testes atau ovari. Untuk membedakan tetes atau ovari adalah dengan memperhatikan warna gonad, bentuk permukaan gonad dan diameter gonad, sedangkan cara kedua adalah memperhatikan ciri seksual sekunder yakni penentuan jenis kelamin dilakukan dengan cara memperhatikan bentuk tubuh dan organ pelengkapnya. (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, 2012)
                 Perkembangan gonad di dalam tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan juga kondisi lingkungan perairan seperti suhu yaitu pada saat gonad sedang dalam proses pengembangannya. Gonad yang berkembang di dalam tubuh individu ikan akan mempengaruhi pertambahan berat tubuh.
                 Pengamatan tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara morphologi dan histologi. Pengamatan secara morphologi dapat dilakukan di lapangan dan di laboraturium, sedangkan pengamatan secara histologi sangat memerlukan perlatan yang canggih dan teliti serta memerlukan pendanaan yang cukup.



1.2.    Tujuan dan Manfaat
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis kelamin individu ikan baik dari penampakan ciri seksual primer maupun ciri seksual sekunder. Praktikum ini diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui secara jelas  jenis kelamin pada individu ikan.












II. TINJAUAN PUSTAKA




Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti ) adalah  jenis ikan yang habitatnya berasal dari air tawar. Ciri-ciri ikan tambakan adalah : Bentuk tubuh compressed, Kepala tumpul dan ekor berpinggiran tegak (truncated). Tubuh diliputi sisik mulai dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Posisi mulut terminal , Bentuk mulut proctractile, ukuran mulut sempit. Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan bawah bola mata. Ukuran bibir tebal, kedua bibir berlipatan dan keduanya bersambung. Bibir atas bergerigi tetapi rahang tidak bergerigi. Terdapat dua pasang lubang hidung.
Memiliki sirip punggung yang terdapat dibelakang kepala bagian anterior badan, sirip dada terletak dibawah linea lateralis . Persis dibelakang sirip dada terdapat sirip perut, dan dibelakang dubur terdapat sirip anus (Aquaculture, 2009) .
Gonad adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan, pada ikan gonad berada di samping kiri dan kanan gelembung renang, di bawah vertebrae dan di atas saluran pencernaan. (Ridwan, 2012)
(Manda, 2012) mengatakan bahwa penampakan ciri-ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan sudah mengalami matang gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya cirri-ciri seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum maang gonad ataupun sudah selesai mijah.
Gonad yang sudah jelas bentuknya, berbentuk testes atau ovari ialah apabila individu ikan itu sudah mulai matang gonad (kelamin)  berada pada tahap perkembangan I dan III. Akan tetapi jika masih berada pada tahap kematangan gonad I dan II agak sulit untuk dibedakan bentuknya dengan mata biasa  menurut Kesteven dalam Bagenal dan Braum (1971). (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, 2011) .

Bagian reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan adalah proses perkembangan gonad yang semakin matang. Selama proses ini sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Susanto H , 2001) .
(Sumantadinata, 2003) mengatakan bahwa gonad ikan disebut juga kelenjar biak. Gonad ikan betina dinamakan ovarium. Sedangkan gonad ikan jantan dinamakan testes. Ovarium ikan terletak memanjang didalam rongga badan dan biasanya terdapat sepasang yang terletak masing-masing dikiri dan kanan antara gelembung renang diatas usus. Sedangkan testes pada ikan jantan sepasang dapat sama panjang dan ada pula yang salah satunya lebih panjang dari yang lain.
(Pulungan, 2004), mengatakan bahwa sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungn dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda yang dapat dipakai untuk memebedakan ikan jantan dan betina. Apabila spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan betina maka spesies ikan itu mempunyai seksual dimorphisme. Dan bila untuk menjadi tanda adalah warna  maka ikan itu memiliki sifat dichromatisme. Biasanya warna ikan jantan lebih cerah dari warna ikan betina.
Otolith pada ikan adalah massa kristalin yang terdapat di telinga dalam pada ikan yang berfungsi untuk mendeteksi gaya berat atau keseimbangan ( Yushinta Fujaya , 2008 ) .













III.             BAHAN DAN METODE



3.1    Waktu dan Tempat
Waktu dilaksanakannya praktikum yaitu hari Selasa tanggal 2 Oktober 2012 pukul 10.30 – 12.30 WIB. Sedangkan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2    Bahan dan Alat
                 Adapun bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti ). Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut : 1). Timbangan. Timbangan berfungsi sebagai alat untuk mengukur berat tubuh ikan yang akan dipraktikumkan  yaitu ikan Tambakan yang akan digunakan untuk data pada pengamatan seksualitas sekunder. 2). Penggaris. Penggaris berfungsi untuk mengukur panjang tubuh ikan yang meliputi: Tl, Sl, Bdh, dan HdL. Yang kemudian berfungsi dalam menetukan seksualitas sekunder. 3). Gunting bedah yang berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk bedah ikan pada saat penentuan seksualitas primer. 4). Alat tulis. Yang berguna untuk menulis data yang telah didapatkan pada saat praktikum.

3.3      Metode praktikum
Dalam melakukan praktikum, metode yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu praktikum ini berpedoman pada buku penuntun praktikum ikhtiologi dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan hasil pengamatan selama praktikum berlangsung.


3.4. Prosedur Praktikum
                 Dalam melakukan praktikum, ikan yang dijadikan objek praktikum terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap tubuh ikan untuk mengetahui panjang total (TL), panjang baku (SL), tinggi badan (Bdh), panjang kepala (Hdl), dan panjang tubuh (FL) serta pengukuran tehadap bidang-bidang dari tubuh ikan lainnya. Selanjutnya dilakukan penimbangan setiap individu ikan dan pembelahan bagian abdominal untuk mengetahui jenis kelamin apakah jantan atau betina.
                 Mencatat penampakan ciri seksual sekunder (dimorphisme dan dichromatisme) pada individu ikan jantan atau betina yang diamati, melihat bentuk secara lengkap dan jelas perbedaan penampakan ciri seksual primer dan sekunder, menggambar bentuk testes dan ovari yang tampak, membuat laporan sementara hasil pengamatan dan pencatatan.





















IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
                 Pelaksanaan praktikum ini dilakukan dengan menggunakan ikan Tambakan sebagai objek pengamatan, ikan yang diamati sebanyak 25 ekor. Data yang diamati meliputi ukuran morphometrik dan berat setiap individu ikan, serta mengamati ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder.

Untuk membedakan ikan yang berjenis kelamin jantan dan betina, maka dapat dibedakan berdasarkan gonad yang ada. Gonad yang berbentuk testes berarti ikan tersebut berjenis kelamin jantan demikian juga sebaliknya jika gonad yang ada berbentuk ovari, maka ikan tersebut berjenis kelamin betina.










Gambar 1. Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti )


Klasifikasi Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti ):

Ordo     : Ostariophysi
Famili   : Cyprinidae
Genus   : Osteochillus
Spesies  : Helostoma temmincki


                 Dari pengamatan seksualitas primer maka jenis kelamin ikan yang dipraktikumkan dapat ditentukan dengan hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel. 1. Pengukuran Morfometrik Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti )
              
NO
TL (mm)
SL (mm)
Bdh
(mm)
Berat (gr)
TKG
Jenis kelamin
1.
110
85
30
0.2
-
Jantan
2.
80
100
30
0.2
-
Jantan
3.
120
90
30
0.2
-
Jantan
4.
105
80
30
0.15
-
Jantan
5.
100
80
30
0.15
-
Jantan
6.
95
70
30
0.15
-
Jantan
7.
110
85
30
0.25
-
Jantan
8.
105
85
30
0.2
-
Jantan
9.
100
75
30
0.2
-
Jantan
10
80
100
30
0.2
-
Jantan
11
100
75
30
0.15
-
Jantan
12
70
90
30
0.1
-
Jantan
13
105
80
30
0.2
-
Jantan
14
110
85
30
0.2
-
Jantan
15
110
85
30
0.2
-
Jantan
16
110
85
30
0.3
-
Jantan
17
130
95
30
0.2
-
Jantan
18
100
80
30
0.15
-
Jantan
19
100
80
30
0.15
-
Jantan
20
100
80
30
0.1
-
Jantan
21
95
70
30
0.2
-
Jantan
22
100
75
30
0.15
-
Jantan
23
105
80
30
0.2
IV
Betina
24
105
80
30
0.15
-
Jantan
25
125
95
30
0.35
V
Betina

NO
TKG
Keterangan
1.
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
2.
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
3.
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
4.
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
5.
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
6.
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
7.
II
Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
8.
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
9.
III
Ovari berwarna kuning, secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya oleh mata
10
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
11
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
12
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
13
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
14
II
Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
15
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
16
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
17
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
18
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
19
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
20
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
21
II
Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
22
I
Testes seperti benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna jernih
23
I
Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
24
II
Ukuran testes lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
25
IV
Ovari semakin besar, telur berwarna kuning dan mudah dipisahkan, butir minyak tidak tampak, mengisi 1/2 – 2/3 rongga perut, usus terdesak

Tabel. 2. Ciri Seksual Sekunder Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti )

2.1. Berdasarkan bentuk dan ukuran tubuh
                                             
N0
Jantan
Betina
1.
Ukuran tubuh lebih kecil
Ukuran tubuh lebih besar
2.
Bentuk tengkuk kepala agak melonjong
Bentuk tengkuk kepala lebih melengkung
3.
Halus kasar permukaan kepala lebih halus
Halus kasar permukaan, kepala lebih halus
4.
Warna tubuh lebih gelap, bentuk lekukan kepala menonjol
Bentuk ujung jari sirip lebih runcin
5.
Bagian abdominal lebih kecil
Bagian abdominal lebih besar
6.
Bentuk papilla genital lebih kecil
bentuk papilla genital lebih besar
7.
Jumlah lubang genital 1 buah
jumlah lubang genital 1 buah
8.
Bentuk lubang genital bulat
bentuk lubang genital bulat
9.
Bentuk salah satu jari sirip anal melengkung
Bentuk salah satu jari sirip anal melengkung

2.2. Berdasarkan warna tubuh
                                             
N0
Jantan
Betina
1.
Warna pada badan lebih gelap
Warna pada badan lebih terang
2.
Warna pada sirip punggung transparan
Warna pada sirip punggung lebih gelap
3.
Warna noktah lebih gelap
Warna noktah lebih terang
4.
Garis-garis warna pada sirip ekor lebih gelap
Garis-garis warna pada sirip ekor lebih terang

4.2    Pembahasan
4.2.1. Pengamatan ciri seksual sekunder
                 Untuk mengetahui penampakan ciri seksual sekunder dilakukan dengan memperhatikan bentuk atau ukuran serta bagian-bagian tubuh tertentu maupun pada organ-organ pelengkapnya seperti ukuran tubuh, bentuk tengkuk pada kepala, bentuk abdominal, bentuk papila genital, jumlah lubang genital, bentuk lubang genital dan warna pada permukaan tubuh dan organ-organ pelengkapnya seperti warna pada badan, warna pada sirip punggung dan ekor, warna noktah pada batang ekor, warna pada dasar sirip dada dan perut serta garis-garis warna pada sirip ekor dan tubuh. (Ridwan, 2012).

                 Hasil pengamatan dari 25 ekor ikan Tambakan didapatkan ciri individu jantan dan betina. Individu jantan mempunyai ciri-ciri antara lain ukuran tubuh lebih kecil dari tubuh ikan betina yang bervariasi karena ikan yang menjadi objek tidak seumur, bentuk tengkuk kepala ada tonjolan pada ikan jantan dan pada ikan betina meruncing, mempunyai satu lubang genital, bentuk abdominal melengkung pada betina dan pada jantan agak lurus dan datar, bentuk ujung sirip punggung jantan lebih runcing dan betina agak membundar, pada individu ikan jantan permukaan kepala lebih kasar daripada ikan betina.   
                 Dari hasil pengukuran morphometrik dari ikan Tambakan didapatkan ukuran badan antara 80-130 mm dan berat setiap individu anatara 0,15-0,35 gr. Dan dari hasil pengamatan jenis kelamin didapatkan 23 ekor ikan jantan dan 2 ekor ikan betina.
4.2.2. Pengamatan ciri seksual primer
Untuk mengetahui jenis kelamin individu ikan dapat dilakukan dengan mengamati ciri seksual primer dengan cara : 1) Membelah tubuh bagian abdominal individu ikan, 2) Mengeluarkan gamet yang dilakukan dengan cara menstriping induk yang sudah matang gonad sempurna yaitu dilakukan dengan cara memberi tekanan lembut dan halus pada bagian abdominal dan urut dari arah dada ke lubang genital, 3) Mengambil gamet dari dalam gonad melalui cara pengisapan dengan bantuan kateter canula. Dalam pelaksanan praktikum yang dilakukan utuk mengetahui jenis kelamin individu ikan adalah dengan cara membedah tubuh bagian abdominal saja. (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, 2012)
                 Gonad pada ikan Tambakan yaitu testes pada ikan jantan dan ovari pada ikan betina. Pada gonad jantan (testes) tidak memiliki butiran telur. Testes pada ikan Tambakan berwarna putih susu sedangkan ovari pada ikan Tambakan berwarna kuning keemasan dimana dapat dilihat dengan mata telanjang. Letaknya di samping kiri dan kanan gelembung renang, di bawah vertebrae dan di atas saluran pencernaan.              Ikan jantan dan ikan betina juga memiliki sifat yang berbeda secara fisik, misalkan dalam pergerakan, tingkah laku, cara makan, dan penyesuaian diri dalam lingkungan populasi maupun ekologi dan habitatnya. (Tang.U.M., 2002) .

 







V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penentuan jenis kelamin ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pengamatan seksualitas primer dan pengamatan seksualitas sekunder. Pengamatan seksualitas primer dapat dilakukan dengan cara membedah tubuh ikan itu sendiri kemudian gonadnya diperhatikan. Dari situlah kita dapat menentukan jenis kelamin ikan tersebut. Sedangkan pengamatan seksualitas sekunder dapat dilakukan dengan pengamatan bagian-bagian luar tubuh ikan tersebut, tanpa membedah tubuh ikan yang akan diamati.
Dan pada praktikum Tingkat Kematangan Gonad Ikan dapat disimpulkan bahwa ikan yang diamati Tingkat Kematangan Gonad nya masih rendah (ikan muda), sehingga sulit diperoleh ikan yang siap untuk memijah atau ikan yang telah matang gonad. Dan selain itu perkembangan gonad di dalam tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan juga kondisi lingkungan perairan tempat ikan itu hidup.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar dalam pengamatan seksualiatas ikan dan kematangan gonad ikan ini sebaiknya menggunakan spesies ikan yang berbeda dan sebaiknya ikan yang akan disiapkan untuk praktikum adalah ikan yang sudah matang gonad pada setiap kelompok.

DAFTAR  PUSTAKA

Fujaya , Yushinta. 2008 . Fisiologi Ikan . Jakarta : Rineka Cipta
Pulungan, Putra, Nuraini, Aryani Dan Efiyeldi, 2004. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi Perikanan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 66 Halaman.

Ridwan, Chaidir, dan Windarti, 2012. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pekanbaru.75 Halaman.

Sumantadinata. 2003. Berbudidaya Ikan Dalam Menciptakan Bibit
                Unggul. Jakarta : Penerbit Agromedia Pustaka , 84 Halaman .
Susanto,H. 2001. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta : PT . Penebar Swadaya , 73 Halaman .
Tang.U.M. 2002. Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru , 217 Halaman .
http://aquaculture-unri.blogspot.com/2009/05/literatur-perikanan.html




















LAMPIRAN








Alat-alat yang digunakan :


                                                                                                          
              GUNTING BEDAH                                                                PISAU CUTTER


                        SERBET                                                    PENGGARI
                          PENA                                                       PENGHAPUS






                        PENSIL                                                         NAMPAN







  BUKU GAMBAR                                              BUKU PENUNTUN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar