LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2012
KATA
PENGANTAR
Laporan praktikum ini disusun penulis sebagai bukti bahwa penulis
telah mengikuti praktikum yang berjudul Seksualitas ikan dan Tingkat Kematangan
Gonad di Laboratorium Biologi
Perairan Universitas Riau.
Didalam penyusunan laporan ini penulis mengucapkan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrah-Nya laporan ini dapat
diselesaikan tepatpada waktu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada assisten dosen
yang juga ikut membangun memberikan arahan hingga selesainya laporan ini.
Tak
jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun sebagai bahan perbaikan dan motivasi kedepannya. Sekianlah
dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru , 2 Oktober 2012
EDWARD
NABABAN
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
DAFTAR
LAMPIRAN...........................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................
1.2. Tujuan dan Manfaat .................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat…………………………………………....
3.2. Bahan dan Alat ........................................................................
3.3. Metode Praktikum.....................................................................
3.4. Prosedur Praktikum………………...........................................
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil...........................................................................................
4.2 Pembahasan................................................................................
4.2.1 Pengamatan Ciri Seksual Sekunder
........................................
4.2.2 Pengamatan Ciri Seksual Primer
............................................
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan................................................................................
5.2. Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................
DAFTAR TABEL
2.
Ciri Seksual Sekunder Ikan
............................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.
Morfologi Ikan Paweh
(Osteochillus hasselti).........................................
DAFTAR LAMPIRAN
1. Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum.................................... ....................
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ikan
merupakan salah satu organisme yang hidup di air, dimana setiap individu
mempunyai ciri yang berbeda satu sama lain terutama dalam menentukan jenis
kelamin setiap individu. Untuk mengetahui ciri yang menentukan jenis kelamin
ikan diperlukan pengamatan terhadap organ reproduksinya.
Pengetahuan
mengenai seksualitas ikan merupakan suatu kegiatan yang menarik untuk
dipelajari dan dikembangkan terutama bagi orang-orang yang berkecimpung di
bidang biologi perikanan. Setelah bidang biologi pada khususnya mengenai
tentang seksualitas pada berbagai jenis ikan sungguhlah banyak keuntungannya
terutama dalam bidang budidaya perikanan.
Pengenalan
mengenai seksualitas dalam budidaya erat kaitannya karena, hal ini akan
mengetahui bagaimana memperoleh bibit atau induk-induk yang unggul. Aplikasi
dari mengetahui seksualitas pada ikan ialah bagaimana kita menemukan
induk-induk unggul yang menghasilkan bibit-bibit anak ikan yang unggul pula
baik untuk budidaya maupun dalam koleksi populasi ikan jenis tersebut dalam
suatu ekologi ekosistem.
(Manda,
2012) mengatakan penentuan ciri seksual yang diamati pada setiap
individu ikan terdiri dari ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Penampakan ciri seksual sekunder pada
individu ikan ada yang bersifat permanen dan ada juga yang bersifat sementara.
Untuk membedakan suatu individu ikan baik
ikan jantan maupun ikan betina kita dapat memperhatikan ciri- ciri seksual yang
dimilikinya yaitu ciri seksual primer atau sekunder. Pengamatan terhadap ciri
seksual primer dapat dilakukan dengan cara membedah tubuh ikan dibagian perut
dan kemudian memperhatikan gonad yang dimilikinya, gonad tersebut adalah testes
atau ovari. Untuk membedakan tetes atau ovari adalah dengan memperhatikan warna
gonad, bentuk permukaan gonad dan diameter gonad, sedangkan cara kedua adalah
memperhatikan ciri seksual sekunder yakni penentuan jenis kelamin dilakukan
dengan cara memperhatikan bentuk tubuh dan organ pelengkapnya. (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan, 2012)
Perkembangan gonad di dalam tubuh ikan
sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan juga
kondisi lingkungan perairan seperti suhu yaitu pada saat gonad sedang dalam
proses pengembangannya. Gonad yang berkembang di dalam tubuh individu ikan akan
mempengaruhi pertambahan berat tubuh.
Pengamatan tahap-tahap kematangan gonad
ikan dapat dilakukan secara morphologi dan histologi. Pengamatan secara
morphologi dapat dilakukan di lapangan dan di laboraturium, sedangkan
pengamatan secara histologi sangat memerlukan perlatan yang canggih dan teliti
serta memerlukan pendanaan yang cukup.
1.2. Tujuan
dan Manfaat
Kegiatan praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui jenis kelamin individu ikan baik dari penampakan ciri seksual
primer maupun ciri seksual sekunder. Praktikum ini diharapkan agar mahasiswa
dapat mengetahui secara jelas jenis
kelamin pada individu ikan.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti ) adalah
jenis ikan yang habitatnya berasal dari air tawar. Ciri-ciri ikan tambakan adalah : Bentuk tubuh compressed, Kepala tumpul dan ekor berpinggiran tegak (truncated). Tubuh diliputi sisik mulai
dari kepala sampai pangkal sirip ekor. Posisi
mulut terminal , Bentuk mulut
proctractile, ukuran mulut sempit. Posisi sudut mulut
satu garis lurus dengan bawah bola mata. Ukuran bibir tebal, kedua bibir
berlipatan dan keduanya bersambung. Bibir atas bergerigi tetapi rahang tidak
bergerigi. Terdapat dua pasang lubang hidung.
Memiliki sirip punggung yang terdapat
dibelakang kepala bagian anterior badan, sirip dada terletak dibawah linea lateralis . Persis dibelakang sirip dada terdapat
sirip perut, dan dibelakang
dubur terdapat sirip anus (Aquaculture, 2009) .
Gonad
adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan, pada ikan
gonad berada di samping kiri dan kanan gelembung renang, di bawah vertebrae dan
di atas saluran pencernaan. (Ridwan, 2012)
(Manda, 2012) mengatakan
bahwa penampakan ciri-ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata
terlihat apabila individu ikan sudah mengalami matang gonad (kelamin), akan
tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya cirri-ciri seksual itu dapat terlihat
dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum maang gonad ataupun sudah
selesai mijah.
Gonad yang sudah jelas bentuknya, berbentuk
testes atau ovari ialah apabila individu ikan itu sudah mulai matang gonad
(kelamin) berada pada tahap perkembangan
I dan III. Akan tetapi jika masih berada pada tahap kematangan gonad I dan II
agak sulit untuk dibedakan bentuknya dengan mata biasa menurut Kesteven dalam Bagenal dan Braum
(1971). (Penuntun Praktikum Biologi
Perikanan, 2011) .
Bagian reproduksi ikan sebelum
terjadi pemijahan adalah proses perkembangan gonad yang semakin matang. Selama
proses ini sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Susanto H , 2001) .
(Sumantadinata,
2003) mengatakan bahwa gonad ikan disebut juga kelenjar biak. Gonad ikan
betina dinamakan ovarium. Sedangkan gonad ikan jantan dinamakan testes. Ovarium
ikan terletak memanjang didalam rongga badan dan biasanya terdapat sepasang
yang terletak masing-masing dikiri dan kanan antara gelembung renang diatas
usus. Sedangkan testes pada ikan jantan sepasang dapat sama panjang dan ada
pula yang salah satunya lebih panjang dari yang lain.
(Pulungan,
2004), mengatakan bahwa sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan
adanya organ yang secara langsung berhubungn dengan proses reproduksi yaitu
ovarium dan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda yang dapat
dipakai untuk memebedakan ikan jantan dan betina. Apabila spesies ikan
mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan
betina maka spesies ikan itu mempunyai seksual dimorphisme.
Dan bila untuk menjadi tanda adalah warna
maka ikan itu memiliki sifat dichromatisme. Biasanya
warna ikan jantan lebih cerah dari warna ikan betina.
Otolith pada ikan adalah massa kristalin yang terdapat di telinga dalam
pada ikan yang berfungsi untuk mendeteksi gaya berat atau keseimbangan ( Yushinta Fujaya , 2008 ) .
III.
BAHAN DAN METODE
3.1
Waktu dan Tempat
Waktu dilaksanakannya praktikum yaitu hari
Selasa tanggal 2 Oktober 2012 pukul 10.30 – 12.30 WIB. Sedangkan tempat dilaksanakannya
praktikum ini adalah di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2 Bahan
dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam kegiatan
praktikum ini adalah Ikan Paweh
( Osteochilus hasselti ). Alat-alat yang digunakan adalah sebagai
berikut : 1). Timbangan. Timbangan berfungsi sebagai alat untuk mengukur berat
tubuh ikan yang akan dipraktikumkan
yaitu ikan Tambakan yang akan digunakan untuk data pada
pengamatan seksualitas sekunder. 2). Penggaris. Penggaris berfungsi untuk
mengukur panjang tubuh ikan yang meliputi: Tl, Sl, Bdh, dan HdL. Yang kemudian berfungsi dalam menetukan seksualitas
sekunder. 3). Gunting bedah yang berfungsi sebagai alat yang digunakan
untuk bedah ikan pada saat penentuan
seksualitas primer. 4). Alat tulis. Yang berguna untuk menulis data yang telah
didapatkan pada saat praktikum.
3.3 Metode
praktikum
Dalam melakukan
praktikum, metode yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara
langsung terhadap objek yang dipraktikumkan, selain itu praktikum ini berpedoman
pada buku penuntun praktikum ikhtiologi dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan hasil pengamatan
selama praktikum berlangsung.
3.4. Prosedur Praktikum
Dalam
melakukan praktikum, ikan
yang dijadikan objek praktikum terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap tubuh ikan untuk mengetahui panjang
total (TL), panjang baku (SL), tinggi badan (Bdh), panjang kepala (Hdl), dan
panjang tubuh (FL) serta pengukuran tehadap bidang-bidang dari tubuh ikan
lainnya. Selanjutnya dilakukan penimbangan setiap individu
ikan dan pembelahan bagian abdominal untuk mengetahui jenis kelamin apakah
jantan atau betina.
Mencatat penampakan ciri seksual sekunder
(dimorphisme dan dichromatisme) pada individu ikan jantan atau betina yang
diamati, melihat bentuk secara lengkap dan jelas perbedaan
penampakan ciri seksual primer dan sekunder, menggambar bentuk testes dan ovari
yang tampak, membuat laporan sementara hasil pengamatan dan pencatatan.
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Pelaksanaan praktikum ini dilakukan dengan
menggunakan ikan Tambakan sebagai objek pengamatan, ikan yang diamati sebanyak 25 ekor. Data yang
diamati meliputi ukuran morphometrik dan berat setiap individu ikan, serta
mengamati ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder.
Untuk membedakan ikan yang berjenis kelamin jantan
dan betina, maka dapat dibedakan berdasarkan gonad yang ada. Gonad yang
berbentuk testes berarti ikan tersebut berjenis kelamin jantan demikian juga
sebaliknya jika gonad yang ada berbentuk ovari, maka ikan tersebut berjenis
kelamin betina.
Gambar 1. Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti )
Klasifikasi Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti ):
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochillus
Spesies : Helostoma temmincki
Dari pengamatan seksualitas primer maka jenis
kelamin ikan yang dipraktikumkan dapat ditentukan dengan hasil seperti pada
tabel di bawah ini.
Tabel.
1. Pengukuran Morfometrik Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti )
NO
|
TL (mm)
|
SL (mm)
|
Bdh
(mm)
|
Berat (gr)
|
TKG
|
Jenis kelamin
|
1.
|
110
|
85
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
2.
|
80
|
100
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
3.
|
120
|
90
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
4.
|
105
|
80
|
30
|
0.15
|
-
|
Jantan
|
5.
|
100
|
80
|
30
|
0.15
|
-
|
Jantan
|
6.
|
95
|
70
|
30
|
0.15
|
-
|
Jantan
|
7.
|
110
|
85
|
30
|
0.25
|
-
|
Jantan
|
8.
|
105
|
85
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
9.
|
100
|
75
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
10
|
80
|
100
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
11
|
100
|
75
|
30
|
0.15
|
-
|
Jantan
|
12
|
70
|
90
|
30
|
0.1
|
-
|
Jantan
|
13
|
105
|
80
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
14
|
110
|
85
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
15
|
110
|
85
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
16
|
110
|
85
|
30
|
0.3
|
-
|
Jantan
|
17
|
130
|
95
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
18
|
100
|
80
|
30
|
0.15
|
-
|
Jantan
|
19
|
100
|
80
|
30
|
0.15
|
-
|
Jantan
|
20
|
100
|
80
|
30
|
0.1
|
-
|
Jantan
|
21
|
95
|
70
|
30
|
0.2
|
-
|
Jantan
|
22
|
100
|
75
|
30
|
0.15
|
-
|
Jantan
|
23
|
105
|
80
|
30
|
0.2
|
IV
|
Betina
|
24
|
105
|
80
|
30
|
0.15
|
-
|
Jantan
|
25
|
125
|
95
|
30
|
0.35
|
V
|
Betina
|
NO
|
TKG
|
Keterangan
|
1.
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
2.
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
3.
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
4.
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan berwarna
jernih
|
5.
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
6.
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
7.
|
II
|
Ukuran testes
lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
|
8.
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
9.
|
III
|
Ovari berwarna
kuning, secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya oleh mata
|
10
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
11
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
12
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
13
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
14
|
II
|
Ukuran testes
lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
|
15
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
16
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
17
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
18
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
19
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
20
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
21
|
II
|
Ukuran testes
lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
|
22
|
I
|
Testes seperti
benang lebih pendek (terbatas) yang terlihat ujungnya di rongga tubuh dan
berwarna jernih
|
23
|
I
|
Ukuran testes
lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
|
24
|
II
|
Ukuran testes
lebih besar dan berwarna putih susu serta bentuknya lebih jelas dari TKG I
|
25
|
IV
|
Ovari semakin
besar, telur berwarna kuning dan mudah dipisahkan, butir minyak tidak tampak,
mengisi 1/2 – 2/3 rongga perut, usus terdesak
|
Tabel. 2. Ciri Seksual Sekunder Ikan Paweh ( Osteochilus hasselti )
2.1. Berdasarkan
bentuk dan ukuran tubuh
N0
|
Jantan
|
Betina
|
1.
|
Ukuran tubuh lebih kecil
|
Ukuran tubuh lebih besar
|
2.
|
Bentuk tengkuk kepala agak melonjong
|
Bentuk tengkuk kepala lebih melengkung
|
3.
|
Halus kasar permukaan kepala lebih halus
|
Halus kasar permukaan, kepala lebih halus
|
4.
|
Warna tubuh lebih gelap, bentuk lekukan kepala menonjol
|
Bentuk ujung jari sirip lebih runcin
|
5.
|
Bagian abdominal lebih kecil
|
Bagian abdominal lebih besar
|
6.
|
Bentuk papilla genital lebih kecil
|
bentuk papilla genital lebih besar
|
7.
|
Jumlah lubang genital 1 buah
|
jumlah lubang genital 1 buah
|
8.
|
Bentuk lubang genital bulat
|
bentuk lubang genital bulat
|
9.
|
Bentuk salah satu jari sirip anal
melengkung
|
Bentuk salah satu jari sirip anal
melengkung
|
2.2. Berdasarkan
warna tubuh
N0
|
Jantan
|
Betina
|
1.
|
Warna pada badan lebih gelap
|
Warna pada badan lebih terang
|
2.
|
Warna pada sirip punggung transparan
|
Warna pada sirip punggung lebih gelap
|
3.
|
Warna noktah lebih gelap
|
Warna noktah lebih terang
|
4.
|
Garis-garis warna pada sirip ekor lebih
gelap
|
Garis-garis warna pada sirip ekor lebih
terang
|
4.2 Pembahasan
4.2.1. Pengamatan ciri seksual
sekunder
Untuk mengetahui penampakan
ciri seksual sekunder dilakukan dengan memperhatikan bentuk atau ukuran serta
bagian-bagian tubuh tertentu maupun pada organ-organ pelengkapnya seperti
ukuran tubuh, bentuk tengkuk pada kepala, bentuk abdominal, bentuk papila genital,
jumlah lubang genital, bentuk lubang genital dan warna pada permukaan tubuh dan
organ-organ pelengkapnya seperti warna pada badan, warna pada sirip punggung
dan ekor, warna noktah pada batang ekor, warna pada dasar sirip dada dan perut
serta garis-garis warna pada sirip ekor dan tubuh. (Ridwan, 2012).
Hasil pengamatan dari 25 ekor ikan Tambakan didapatkan ciri individu jantan dan betina. Individu jantan
mempunyai ciri-ciri antara lain ukuran tubuh lebih kecil dari tubuh ikan betina
yang bervariasi karena ikan yang menjadi objek tidak seumur, bentuk tengkuk
kepala ada tonjolan pada ikan jantan dan pada ikan betina meruncing, mempunyai
satu lubang genital, bentuk abdominal melengkung pada betina dan pada jantan
agak lurus dan datar, bentuk ujung sirip punggung jantan lebih runcing dan
betina agak membundar, pada individu ikan jantan permukaan kepala lebih kasar
daripada ikan betina.
Dari hasil pengukuran
morphometrik dari ikan Tambakan didapatkan ukuran badan antara 80-130 mm dan berat setiap
individu anatara 0,15-0,35 gr. Dan dari hasil
pengamatan jenis kelamin didapatkan 23 ekor ikan jantan dan 2 ekor ikan betina.
4.2.2. Pengamatan ciri seksual
primer
Untuk
mengetahui jenis kelamin individu ikan dapat dilakukan dengan mengamati ciri
seksual primer dengan cara : 1) Membelah tubuh bagian abdominal individu ikan,
2) Mengeluarkan gamet yang dilakukan dengan cara menstriping induk yang sudah
matang gonad sempurna yaitu dilakukan dengan cara memberi tekanan lembut dan
halus pada bagian abdominal dan urut dari arah dada ke lubang genital, 3)
Mengambil gamet dari dalam gonad melalui cara pengisapan dengan bantuan kateter
canula. Dalam pelaksanan praktikum yang dilakukan utuk mengetahui jenis kelamin
individu ikan adalah dengan cara membedah tubuh bagian abdominal saja. (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan,
2012)
Gonad pada ikan Tambakan yaitu testes pada ikan jantan dan ovari pada ikan betina. Pada gonad jantan
(testes) tidak memiliki butiran telur. Testes pada ikan Tambakan berwarna putih susu sedangkan ovari pada ikan Tambakan berwarna kuning keemasan
dimana dapat dilihat dengan mata telanjang. Letaknya di samping kiri dan kanan
gelembung renang, di bawah vertebrae dan di atas saluran pencernaan. Ikan jantan dan ikan betina juga
memiliki sifat yang berbeda secara fisik, misalkan dalam
pergerakan, tingkah laku, cara makan, dan penyesuaian diri dalam lingkungan
populasi maupun ekologi dan habitatnya. (Tang.U.M.,
2002) .
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
penentuan jenis kelamin ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
pengamatan seksualitas primer dan pengamatan seksualitas sekunder. Pengamatan
seksualitas primer dapat dilakukan dengan cara membedah tubuh ikan itu sendiri
kemudian gonadnya diperhatikan. Dari situlah kita dapat menentukan jenis
kelamin ikan tersebut. Sedangkan pengamatan seksualitas sekunder dapat
dilakukan dengan pengamatan bagian-bagian luar tubuh ikan tersebut, tanpa membedah
tubuh ikan yang akan diamati.
Dan pada praktikum Tingkat Kematangan Gonad Ikan dapat disimpulkan
bahwa ikan yang diamati Tingkat Kematangan Gonad nya
masih rendah (ikan muda), sehingga sulit diperoleh ikan yang siap untuk memijah
atau ikan yang telah matang gonad. Dan selain itu perkembangan gonad di dalam
tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas makanan juga kondisi
lingkungan perairan tempat ikan itu hidup.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar dalam pengamatan seksualiatas ikan
dan kematangan gonad ikan ini sebaiknya menggunakan spesies ikan yang berbeda
dan sebaiknya ikan yang akan disiapkan untuk praktikum adalah ikan yang sudah
matang gonad pada setiap kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Fujaya , Yushinta. 2008 . Fisiologi Ikan . Jakarta : Rineka Cipta
Pulungan, Putra, Nuraini, Aryani Dan Efiyeldi, 2004. Penuntun
Praktikum Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi Perikanan Manajemen
Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru. 66 Halaman.
Ridwan, Chaidir, dan Windarti,
2012. Penuntun
Praktikum Biologi Perikanan. Laboratorium
Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pekanbaru.75 Halaman.
Sumantadinata. 2003. Berbudidaya
Ikan Dalam Menciptakan Bibit
Unggul. Jakarta : Penerbit Agromedia Pustaka , 84 Halaman .
Susanto,H. 2001.
Budidaya
Ikan di Pekarangan. Jakarta : PT . Penebar Swadaya , 73 Halaman .
Tang.U.M. 2002. Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Riau. Pekanbaru , 217 Halaman .
http://aquaculture-unri.blogspot.com/2009/05/literatur-perikanan.html
LAMPIRAN
Alat-alat yang digunakan :
GUNTING BEDAH PISAU
CUTTER
SERBET
PENGGARI
PENA
PENGHAPUS
PENSIL
NAMPAN
BUKU GAMBAR BUKU PENUNTUN